karena dari mata turun ke kaki



disease or habit?


*Sign in tiba²*

Sejak SMA saya ini memang susah konsentrasi, tapi nekat masuk jurusan IPS, yang jelas-jelas banyakan pelajaran menghapalnya. Tapi ternyata ga cuma menghapal pelajaran yang susah buat saya, tapi juga ngapalin nama temen-temen. Saya suka salah sebut nama mereka, nila jadi nia, tini jadi andi. Jadi, temen-temen SMA saya udah biasa kalau tiap saya manggil nama mereka selalu saya awali dengan "eh, sopo jenengmu?" (eh, siapa namamu?-red), udah ga sakit hati, maksimal cuma pasang straight face. Apalagi kalau udah lulusan gini, jangan berharap saya bisa inget nama mereka, kecuali yang deket banget dan keep contact sampai sekarang. Reuni? duh, parno saya. Udah sering di bilang sombong kalau ga sengaja ketemu di jalan, apalagi reuni, apa kata dunia??

Beberapa tahun pas kuliah kayaknya udah agak mendingan tuh kebiasaan jelek. Paling cuma salah nyebut ria sama rina, hampir mirip sih, ga salah kan. Selama saya nggak terganggu saya sih oke oke aja, terserah orang lain nganggep saya aneh. Tapi akhir-akhir ini penyakit gila itu kambuh lagi. Saya mulai susah nyebut nama temen lagi, heni jadi helen, atau sebaliknya, mas sugi jadi wuli. Itu mending yak, hampir sama nyebutnya, nah yang parah kalau manggil uthe jadi ika, duhhh.. what's happening to me? terus karena di rumah sering manggil adek sepupu saya dengan panggilan 'dek' saya sering salah manggil temen kerja dengan panggilan itu, huaaaaaa. Kok kayak kebiasaan mamah dulu, kalau manggil anak² nya suka salah, ih mamah kan sudah sepuh, lha saya??? i am still 20 ies!!!

Terus malah menyebar ke kata-kata lain nih penyakit. kemarin saya nyebut laminating jadi vitamin, gejala tipes jadi gejala tipis, banyak lagi. Hadoooeehh!!!! sampai uthe geleng-geleng kepala. Kemarin kakak saya ngeledek saya, kalau ini penyakit dialeksia.

Padahal menurut CBN portal, Disleksia merupakan gangguan kemampuan membaca yang tidak disebabkan oleh retardasi mental atau kelainan fisik. Para penderita mempunyai tingkat intelegensi yang normal, serta produksi bahasa lisan yang tidak terganggu. Anak-anak penyandang disleksia ini, seringkali mengalami kesulitan dalam menulis dan mengeja, misalnya mereka seringkali sulit membedakan "lap" dan "pal". Dalam menghadapi huruf, seringkali penyandang disleksia ini mengacaukan atau mengganti "b" dengan "d", "p" dengan "q", "n" dengan "u". Mereka juga seringkali mengacaukan urutan dalam membaca, misalnya "pos" dibaca sebagai "sop", atau "tas" dibaca "sat". Kadang mereka juga mengacaukan kata yang berhubungan dengan waktu dan arah, misalnya atas sebagai bawah, dan jalan sebagai stop.

Heh! dasar kakak ga sopan! saya ga separah itu!!!!
Lalu saya search penyakit² lain, duh ga ada yang cocok [kayak apaan aja]. Hummmmm. Agak lega, mungkin ini bukan penyakit, tapi cuma gangguan otak yang kurang oksigen, atau zat apalah yang ga berbahaya. Atau mungkin ini cuma kebiasaan aja? entah lah, doakan saya T_T

*sign out juga tiba²*

Labels:

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »

3 Comments:

At 11/04/2007 10:38:00 AM, Blogger Anang said...

saya bantu dengan doa deh

 
At 11/04/2007 02:47:00 PM, Anonymous Anonymous said...

boso jowone 'gemblung', bukan ya? qiqiqiq...

 
At 11/04/2007 09:18:00 PM, Anonymous Anonymous said...

saya yati, put! jangan panggil: Mbak Cantik....!

 

Post a Comment