kepada buku harian
semalam aku buka puisi-puisi lama
dari buku harian yang lupa tak tertulisi
aku sempat tercengang mengetahui betapa muda perasaanku dulu
lalu tertawa dengan kebodohan yang ku perbuat
aku pernah begitu bahagia
memiliki mainan baru untuk hatiku
sampai menghapus ingatan bahwa orang lain butuh tempat juga
terlalu sibuk mengurusi aku dan aku
lampu-lampu pinggir jalan setiap minggu sore
dari balik kaca sebuah perjalanan
rutin memilin rindu dan memerasnya sampai kering
betapa ranum cinta yang pernah aku puja
lalu tiba di lembar entah ke berapa
aku melewati tulisan yang di sobek sengaja
aku kah pelaku nya?
ahh aku ingat apa sebab nya
tengah malam ku sudahi bertualang ke masa lalu
hati ku memar di hantam kerikil dan batu-batu
setidaknya aku tau aku pernah merasa bahagia
tapi tetap ku putuskan buku harian ku bakar saja
ku pilih lembar yang kotor pena
ku gunting setebal apapun juga
ku nyalakan korek api gas setelah ku siram minyak tanah
aku kremasi tawa, suka, duka, tangis, darah dan nanah
kepada buku harian
masih aku punya kamus dalam otak ku
tempat menyimpan berjuta kata-kata
jangan takut kehabisan
Tuhan selalu punya skenario baru untuk kita
dari buku harian yang lupa tak tertulisi
aku sempat tercengang mengetahui betapa muda perasaanku dulu
lalu tertawa dengan kebodohan yang ku perbuat
aku pernah begitu bahagia
memiliki mainan baru untuk hatiku
sampai menghapus ingatan bahwa orang lain butuh tempat juga
terlalu sibuk mengurusi aku dan aku
lampu-lampu pinggir jalan setiap minggu sore
dari balik kaca sebuah perjalanan
rutin memilin rindu dan memerasnya sampai kering
betapa ranum cinta yang pernah aku puja
lalu tiba di lembar entah ke berapa
aku melewati tulisan yang di sobek sengaja
aku kah pelaku nya?
ahh aku ingat apa sebab nya
tengah malam ku sudahi bertualang ke masa lalu
hati ku memar di hantam kerikil dan batu-batu
setidaknya aku tau aku pernah merasa bahagia
tapi tetap ku putuskan buku harian ku bakar saja
ku pilih lembar yang kotor pena
ku gunting setebal apapun juga
ku nyalakan korek api gas setelah ku siram minyak tanah
aku kremasi tawa, suka, duka, tangis, darah dan nanah
kepada buku harian
masih aku punya kamus dalam otak ku
tempat menyimpan berjuta kata-kata
jangan takut kehabisan
Tuhan selalu punya skenario baru untuk kita
Labels: kepada kata
3 Comments:
duh dalem banget!!!
:) sungguh manis poet...( dudu koe lho! ) btw gak takut klo kebakaran ?! hati2 poet,jangan suka bermain dengan api lho... :D hehehe
[...]suka, duka, tangis, darah dan nanah[..]
mendratrisir...!!!!
hiper bola....hiper.aktip...hiper pokoknya....
*melu2 cairil anwar*
Post a Comment