karena dari mata turun ke kaki



imagine if you give peace a chance


Hai all,
I watched a great documentary movie last night. The U.S. versus John Lennon. He's awsome.
pernah ga sih anda berpikir "hey, i am living in a wrong side of the earth" kemudian "I must do something". let the world changes you then you change the world. just like Mr. Lennon did.

John lennon, saat itu beliau berhasil menjadi sebuah pemantik untuk gerakan anti-perang vietnam pada masa pemerintahan presiden Nixon. dan beliau pun [mau ga mau] ambil resiko buat jadi musuh FBI. you know, it's FBI! ga maen-maen lho ini. a musician became an enemy of the FBI. oke lah, memang selain karena lagunya, it's also because his intelectual argument against Nixon's war policy. tapi emang lagu-lagu lennon bener-bener mewakili keadaan masa itu, itu yang bikin dia populer, se-populer Nixon tentunya. jadi, kepopuleran bisa diwujudkan melalui dua cara. sebagai pembawa suara rakyat atau sebagai musuh rakyat. *halo, mister presiden, anda memilih yang mana?*

Give peace a chance sempat jadi lagu wajib buat para demonstran waktu itu, ga salah kalau FBI mulai ngasih perhatian ke Lennon dan juga Yoko Ono, his wife. meski jadi musuh agen intelejen sekaliber FBI ga bikin Lennon berhenti berbuat sesuatu, buat ngasih kontribusi, dalam pergerakan anti perang vietnam. ga dipungkiri, di banding dengan orasi-retorika-pidato, lagu memang lebih ngena di hati orang. itu yang jadi nilai lebih lennon dibanding aktivis radikal lain. memang, lagu yang ever lasting adalah lagu yang mempunyai pesan yang tepat buat dunia. *untuk darah juang pula, bukan begitu, bu?*
hmmppff. jadi inget sama lagu-lagu jaman sekarang, all is about love. bukan cinta universal. tapi cinta individual. antara aku, kau dan dia. bawa pesan apa buat perbaikan dunia? ever lasting nggak sih lagu kek gitu? ironisnya, memang lagu-lagu itu yang laku di pasaran. dulu sih lagunya om iwan fals-om harry rusli-dan sapa lagi saya nggak tau-, sempet bawa banyak pesan buat ngingetin kita soal keadaan negeri, tapi sekarang? siapa lagi? siapa yang berani? seniman selalu di hadapkan pada dua pilihan, bawa pesan apa ikut jaman? *jadi inget manikebu vs lekra* atau sumber daya kita aja yang memang begitu bebal untuk dibenturkan pada realitas sosial yang sebenarnya?arghhh, kemana generasi yang bawa tongkat estafet yang pernah di amanatkan pak pram? yang ngurusin banyak banget ketidak adilan dalam negara kita. lumpur lapindo, naiknya harga kebutuhan pokok, orang² di kolong jembatan, kesenjangan sosial, tingkat pendidikan rendah, ulah para wakil rakyat yang bikin gemes*halo, pak DPR yang minta bebas macet* ,korupsi semakin mengakar kuat-yang hangat adalah korupsi dari badan yang mengawasi korupsi itu sendiri, saya heran, anda nggak heran?-, dan lain lain, dan lain lain.
lho, eh, sampai mana saya? oke, kembali ke..

John lennon. meski berhasil di lenyapkan, tapi pesannya akan selalu hidup di hati seluruh manusia yang punya perasaan. kita semua anti perang, anti kebijaksanaan semena-mena yang mengancam kemanusiaan. no militerism, no capitalism. hei, kita juga punya lennon, ingat pak wiji thukul? tapi, siapakah di jaman sekarang yang punya keberanian seperti beliau-beliau itu? saya? anda? dia? kita? yang merasa ada yang salah dengan negara dan berani melakukan hal radikal berhadapan dengan kuasa pemerintahan? tentunya selain duduk di depan monitor menulis blog dan menjadi seorang pecundang? haha, gaya banget saya. bukan anda kok, ini saya ngomongin diri saya sendiri. I am a loser actually.


Ah, eniwe, anda memang harus meluangkan waktu mencari film dokumenter, che guevara; fidel castro; Lenin; Mao ze thung, kehidupan orang korea utara, Soekarno, Sjahrir, Gie, even Marsinah. menontonnya diantara kesibukan anda menjadi seorang apatis. maka anda segera akan berpikir heroik, ingin menjadi tokoh tersebut dalam beberapa waktu ke depan. setelahnya dengan gampang melupakan. kembali menjadi seorang apatis sejati sampai anda menonton film dokumenter lagi. circulating. sampai benar ada revolusi besar-besaran yang akan merubah keseluruhan hidup anda. live your life, even for a while. atau siapa tau anda termasuk orang bernyali besar seperti tokoh-tokoh hebat di dunia? kemudian merubah dunia menjadi lebih lebih lebih baik?

oke oke, saya tau anda capek dengan omong kosong saya, segera saya akan meng-closing-kan acara ini.
Suatu waktu di masa yang lalu, saya pernah ditanya seorang kawan. apa cita-cita saya dalam hidup. saya ga punya jawaban. waktu itu saya cuma bilang : imagine-nya John Lennon, Fir. dan beliau bilang: saya juga.

you may think i am dreamer, but i am not the only one, I hope someday you'll join us and the world will be as one...

John Lennon. one of great inspirations.


*sign out tanpa rasa bersalah*

Labels: , , , ,

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »

2 Comments:

At 10/02/2007 10:12:00 PM, Anonymous Anonymous said...

Hah? kawan lama kita itu?
dia juga nanya ma saya put, dan saya jawab: "pengen jadi ikan" dan dia ketawa. Mungkin baginya kedengeran utopis.
ikan, meski hidup di air laut yang asin, dagingnya tak pernah ikut asin. ini soal integritas? mungkin.

*bicara apa saya, Put? ah, anggap aja iklan. Abis ini, nonton pilm dokumenter lagi ya! agar rasa itu tak pernah mati!

 
At 10/03/2007 07:50:00 AM, Anonymous Anonymous said...

lg diskusi yg berat2 sama mbak yati, ya? yo wis, aku mundur dulu, takut kena timpuk bom molotov! :))

 

Post a Comment