Wayang Kulit
Seminggu yang lalu saya liat spanduk di depan TBRS (Taman Budaya Raden Saleh), Wayang Kulit Jumat Kliwonan "Empu Hanggo Njali", 30 Agustus 2007. 21.00. Saya harus lihat, pikir saya waktu itu.
Dan semalam lah 30 agustus 2007. Masih pengen nonton. Sangat pengen nonton. Tapi sama sapa?
Saya ngajak mas suko, dia cuma senyam senyum ga jelas. Trus bilang gini, " males, ndrong". Fiuhh. Ngajak mas anddy dia ga bisa, jaga malam. Then i sent sms to someone i used to hate, berdamai dengan konsep maaf-memaafkan dan keikhlasan. Setengah jam setelah ia mengiyakan ajakan saya, saya cancel dengan tiba-tiba. Ternyata saya belum bisa damai dan ikhlas. Daripada saya nggak enjoy karena dongkol? [ iya tau, saya memang aneh!! so what?? ]. Sambil nongkrong di depan monitor, saya cerita sama ibu tersayang ini kalau desperately pengen nonton wayang. Cuma cerita, soalnya kalau ngajak beliau berat biaya perjalanan, balikpapan gitu loh!!
. Selain mbakyu tersebut saya nggremeng juga sama teman lain, masih di dunia maya, anak muda umur dua puluhan, ‘orang media’, tinggal di Semarang, nggak usah saya link. Pertama, anda sudah tau siapa. Kedua, dia sudah cukup populis untuk saya populerkan. Ketiga, lagi pula dia tidak pernah ke blog saya. Keempat, so what gitu loh!! . Dari info [ atau ejekan? ] dari dia maka saya dapat info akurat bahwa ada mangsa empuk buat diajak nemenin nonton. Beliau adalah mister kopril!!! yaya, kata teman saya yang tidak saya link tadi, kepengenan saya yang bikin dia bilang "gubrak!!!" dan "nggak salah nih??" ini sama persis seperti mister kopril. Sambil senyum kecut karena tanggapan dia saya berterimakasih karena tau dengan siapa saya bisa nonton. Tuhan terkadang memang punya selera humor yang aneh [ haiii kakang]. Lalu saya sms lah mister ini, Asked him to accompany me. Beberapa menit kemudian di balas "siap". Hurray. Siap deh, empu hanggo njali ayam kaming. xixixixi. 
Gedung ngesti pandowo TBRS (Taman Budaya Raden Saleh) . Dulu pertama kali kesini buat liat acara musik anak punk. Berkesan dan enggak berkesan. Bersisik banget, eh berisik banget. Yang kedua liat wayang orang sama anak-anak EMKA. Yang ketiga ya ini, liat wayang kulit. Kalau gedung yang lain sih lumayan sering juga. Nemenin dan nonton Emka pentas, sama acara bakar-bakaran lain bareng organisasi lama.
Dulu pas liat wayang orang, kita-kita pada heran. Yang nonton cuma empat-lima orang. Sepi nyenyet, but show must go on. Hebat nya para pelaku seni ya begitu itu, apalagi seni tradisional. yang di cari ketenangan batin. Nggak pake nunjukin eksistensialisme, apalagi caper, duh..[*ngelirik kanan kiri ]. Mendingan kita bercermin sama beliau-beliau. Jangan adigang adigung adiguna. [hmmm..namaste].
Beda sama wayang orang waktu itu, wayang kulit kemarin malam lumayan rame. Saya janji sama mister kopril datang jam setengah sebelas, eh ternyata beliau juga baru datang. Karena tempat duduk nya hampir penuh akhirnya kami memutuskan untuk berdiri saja di belakang. Ada sih kursi kosong, tapi ditengah-tengah, nglewati orang-orang sepuh. Tapi nggak lama kemudian kami bisa duduk sebelahan di tempat lumayan enak.
Wayang. This is the first time. Awalnya nggak mudeng. Bahasa dalang, klebatan gunungan, sama gamelan. Wow. It's cool, it's really really cool. Baru babak kedua saya bisa mengikuti, soalnya pake bahasa jawa ngoko. Ceritanya tentang tempat jin dan setan yang di gusur sama Betara Brahma. Terus ada wayang, yang i have no idea what his name is, membela setan dan jin itu. Perang lah dia melawan Betara Brahma. Seru. Konsen nonton dan plus plus. Plus plus nya ya ngobrol sama mister kopril, asyik juga ada guide yang mbaurekso jumat kliwonan di TRBS ini
. Beliau ngasih tau soal arti gunungan, punakawan, arti suluk, dan ngajak nikmati suara sinden dan gamelannya. Kayaknya saya mulai ngerti kenapa masih banyak orang suka sama wayang [ sayangnya kok yang masih seumuran saya bisa dihitung pake jari, termasuk mbak'e jilbaban ungu itu kan mister 
ting ting ]. Saya juga mulai ngerti kenapa gamelan ternyata menenangkan, wuih saya jadi masuk satu kelompok nih sama mister kopril, ndet dan genduk ini. They addict to gamelan. but it's true, menenangkan. Sampai situ saya enjoy banget kalau saja nggak ter-distorsi sama beberapa hal. Satu, rasa ngantuk (it's mitnite!!!). Dua, janjian di telpon sama buncis dari jambi (uh, its been long time cis!!). Tiga, kepikiran KTM saya yang ilang. Empat, sesuatu yang saya pikir tidak perlu saya ceritakan.
Jam setengah satu buncis telpon, sampe setengah jam-an lebih. Karena hebat banget suara di dalem gedung saya keluar nyari tempat sepi. Abis itu saya balik ke dalam, eh mister kopril matanya merah dan berair. No no, wayang nya nggak bikin sedih, ternyata beliau sudah ngantuk berat. Weh, nular nih kayaknya. Lalu saya ngajak mister kopril pulang. Dan kami berpisah di ujung jalan itu .
Dalam perjalanan pulang saya mikir lagi. Kalau ternyata banyak makanan jiwa yang kita dapat dari wayang. Banyak banget. Salah kalau kamu [bukan bukan anda, tapi dia!] bilang kalau wayang itu aneh. Karena bener kata mister korpil, wayang itu menceritakan semua hal dalam dunia, menggambarkan semua karakter manusia. Dari situ seharusnya kita bercermin. Karena most of us terlalu sibuk buat melihat orang lain, buat menilai orang lain, tanpa sekali pun menengok ke dalam diri kita sendiri. Are we good enough? apakah kita bebal? apakah kita peka? apakah kita menutup mata hati? apakah kita terserang penyakit narsisme? apakah kita terlalu sombong untuk menertawakan diri sendiri? apakah kita benar beriman seperti yang kita bicarkan kepada banyak orang? apakah saya ngelantur?
Saya tidur di cimed, tanpa lepas selendang tanpa lepas kaos kaki. Rebahan di sofa. Sebelum mata dan pikiran saya terpejam sempet berharap jumat kliwon depan, kalau masih diijinkan gusti sing paring urip, saya bisa nontong wayang lagi. will you join me?
gambar dari sini
Dan semalam lah 30 agustus 2007. Masih pengen nonton. Sangat pengen nonton. Tapi sama sapa?
Saya ngajak mas suko, dia cuma senyam senyum ga jelas. Trus bilang gini, " males, ndrong". Fiuhh. Ngajak mas anddy dia ga bisa, jaga malam. Then i sent sms to someone i used to hate, berdamai dengan konsep maaf-memaafkan dan keikhlasan. Setengah jam setelah ia mengiyakan ajakan saya, saya cancel dengan tiba-tiba. Ternyata saya belum bisa damai dan ikhlas. Daripada saya nggak enjoy karena dongkol? [ iya tau, saya memang aneh!! so what?? ]. Sambil nongkrong di depan monitor, saya cerita sama ibu tersayang ini kalau desperately pengen nonton wayang. Cuma cerita, soalnya kalau ngajak beliau berat biaya perjalanan, balikpapan gitu loh!!
. Selain mbakyu tersebut saya nggremeng juga sama teman lain, masih di dunia maya, anak muda umur dua puluhan, ‘orang media’, tinggal di Semarang, nggak usah saya link. Pertama, anda sudah tau siapa. Kedua, dia sudah cukup populis untuk saya populerkan. Ketiga, lagi pula dia tidak pernah ke blog saya. Keempat, so what gitu loh!! . Dari info [ atau ejekan? ] dari dia maka saya dapat info akurat bahwa ada mangsa empuk buat diajak nemenin nonton. Beliau adalah mister kopril!!! yaya, kata teman saya yang tidak saya link tadi, kepengenan saya yang bikin dia bilang "gubrak!!!" dan "nggak salah nih??" ini sama persis seperti mister kopril. Sambil senyum kecut karena tanggapan dia saya berterimakasih karena tau dengan siapa saya bisa nonton. Tuhan terkadang memang punya selera humor yang aneh [ haiii kakang]. Lalu saya sms lah mister ini, Asked him to accompany me. Beberapa menit kemudian di balas "siap". Hurray. Siap deh, empu hanggo njali ayam kaming. xixixixi. Gedung ngesti pandowo TBRS (Taman Budaya Raden Saleh) . Dulu pertama kali kesini buat liat acara musik anak punk. Berkesan dan enggak berkesan. Bersisik banget, eh berisik banget. Yang kedua liat wayang orang sama anak-anak EMKA. Yang ketiga ya ini, liat wayang kulit. Kalau gedung yang lain sih lumayan sering juga. Nemenin dan nonton Emka pentas, sama acara bakar-bakaran lain bareng organisasi lama.
Dulu pas liat wayang orang, kita-kita pada heran. Yang nonton cuma empat-lima orang. Sepi nyenyet, but show must go on. Hebat nya para pelaku seni ya begitu itu, apalagi seni tradisional. yang di cari ketenangan batin. Nggak pake nunjukin eksistensialisme, apalagi caper, duh..[*ngelirik kanan kiri ]. Mendingan kita bercermin sama beliau-beliau. Jangan adigang adigung adiguna. [hmmm..namaste].
Beda sama wayang orang waktu itu, wayang kulit kemarin malam lumayan rame. Saya janji sama mister kopril datang jam setengah sebelas, eh ternyata beliau juga baru datang. Karena tempat duduk nya hampir penuh akhirnya kami memutuskan untuk berdiri saja di belakang. Ada sih kursi kosong, tapi ditengah-tengah, nglewati orang-orang sepuh. Tapi nggak lama kemudian kami bisa duduk sebelahan di tempat lumayan enak.
Wayang. This is the first time. Awalnya nggak mudeng. Bahasa dalang, klebatan gunungan, sama gamelan. Wow. It's cool, it's really really cool. Baru babak kedua saya bisa mengikuti, soalnya pake bahasa jawa ngoko. Ceritanya tentang tempat jin dan setan yang di gusur sama Betara Brahma. Terus ada wayang, yang i have no idea what his name is, membela setan dan jin itu. Perang lah dia melawan Betara Brahma. Seru. Konsen nonton dan plus plus. Plus plus nya ya ngobrol sama mister kopril, asyik juga ada guide yang mbaurekso jumat kliwonan di TRBS ini
. Beliau ngasih tau soal arti gunungan, punakawan, arti suluk, dan ngajak nikmati suara sinden dan gamelannya. Kayaknya saya mulai ngerti kenapa masih banyak orang suka sama wayang [ sayangnya kok yang masih seumuran saya bisa dihitung pake jari, termasuk mbak'e jilbaban ungu itu kan mister ting ting ]. Saya juga mulai ngerti kenapa gamelan ternyata menenangkan, wuih saya jadi masuk satu kelompok nih sama mister kopril, ndet dan genduk ini. They addict to gamelan. but it's true, menenangkan. Sampai situ saya enjoy banget kalau saja nggak ter-distorsi sama beberapa hal. Satu, rasa ngantuk (it's mitnite!!!). Dua, janjian di telpon sama buncis dari jambi (uh, its been long time cis!!). Tiga, kepikiran KTM saya yang ilang. Empat, sesuatu yang saya pikir tidak perlu saya ceritakan.Jam setengah satu buncis telpon, sampe setengah jam-an lebih. Karena hebat banget suara di dalem gedung saya keluar nyari tempat sepi. Abis itu saya balik ke dalam, eh mister kopril matanya merah dan berair. No no, wayang nya nggak bikin sedih, ternyata beliau sudah ngantuk berat
. Weh, nular nih kayaknya. Lalu saya ngajak mister kopril pulang. Dan kami berpisah di ujung jalan itu .Dalam perjalanan pulang saya mikir lagi. Kalau ternyata banyak makanan jiwa yang kita dapat dari wayang. Banyak banget. Salah kalau kamu [bukan bukan anda, tapi dia!] bilang kalau wayang itu aneh. Karena bener kata mister korpil, wayang itu menceritakan semua hal dalam dunia, menggambarkan semua karakter manusia. Dari situ seharusnya kita bercermin. Karena most of us terlalu sibuk buat melihat orang lain, buat menilai orang lain, tanpa sekali pun menengok ke dalam diri kita sendiri. Are we good enough? apakah kita bebal? apakah kita peka? apakah kita menutup mata hati? apakah kita terserang penyakit narsisme? apakah kita terlalu sombong untuk menertawakan diri sendiri? apakah kita benar beriman seperti yang kita bicarkan kepada banyak orang? apakah saya ngelantur?
Saya tidur di cimed, tanpa lepas selendang tanpa lepas kaos kaki. Rebahan di sofa. Sebelum mata dan pikiran saya terpejam sempet berharap jumat kliwon depan, kalau masih diijinkan gusti sing paring urip, saya bisa nontong wayang lagi. will you join me?
gambar dari sini
Labels: day and night, inside my mind, life, me, special days
This entry was posted
on Friday, August 31, 2007 at 2:21 PM.
You can skip to the end and leave a response.
2 Comments:
good! ga sok pemerhati budaya...tapi cukuplah memberi pembelajaran. tapi....masih kurang tajem nih put!
waahh kok gak ngajak2 to... aku seumur2 blom pernah ntn wayang neh..
hmm tapi malem banget yak baliknya..
Post a Comment