karena dari mata turun ke kaki



kepada kedasih

maaf kedasih,
aku tidak jadi datang
padahal sudah ku bawa perban dan cairan antibiotik
untuk mengobati rindu

apa kabar kedasih?
juga bapak dan bunda mu, adik mu yang terlalu dini menjadi ibu, dan si kecil yang sangat lucu hingga membuat mu menguras peluh untuk memberi mahal nya susu
bagaimana juga pacar mu?

lalu apa kedasih?
sisa pembicaraan dan beberapa penggal puisi
geliat mu dalam satu lakon
yang selalu membuat ku iri karena kalah berani

maaf kedasih,
aku belum jadi datang
rindu semakin meradang



Labels:

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »

2 Comments:

At 8/24/2007 12:41:00 AM, Anonymous Anonymous said...

empat bait puisi pendek... tp aq seperti baru aja melahap sebuah novel tebal.

bahkan, kedasih seperti begitu kukenal, seakrab tetangga di sebelah rumah.

 
At 8/24/2007 04:32:00 PM, Anonymous Anonymous said...

@ bang toga
Ya, bang. seorang kawan dengan sejuta cerita. sayangnya saya terlalu menyibukkan diri untuk mengunjungi. argh, saya mmg bukan teman yg baik untuknya. kedasih saya.

 

Post a Comment